Korea Trip (Day 1)

Dua minggu yang lalu kami (saya dan suami) ke Korea 1 minggu, kota yang dikunjungi Busan dan Gyeongju.

Kami naik pesawat Korean Air (code sharing dengan Garuda) Jakarta – Seoul, disambung dengan Korean Air Seoul – Busan. Kami pilih yang tidak perlu ganti airport di Seoul, karena ada Korean Air ke Busan yang harus ganti airport di Seoul : dari Jakarta mendarat di Incheon airport, kemudian harus naik kereta ke Gimpo airport (airport domestiknya). Nah, pesawat kami ke Incheon dan langsung dari Incheon naik pesawat ke Busan.

Tapi…. waktu check in, petugasnya sempat terdiam ‘Kok transitnya cuma 1 jam di Incheon ya? Kekejar engga ya pesawat ke Busan?’ Petugasnya pesan, pokoknya begitu mendarat di Seoul langsung segera ke gate untuk ke Busan ya! Ok!

Karena pesawat ini sebetulnya Garuda… makan malam tidak ada menu bibimbap yang biasanya ada di Korean Air. Hiks. Padahal itu salah satu yang saya tunggu-tunggu.

Saat mendarat di Seoul, kami tidak bisa langsung keluar pesawat, karena gate masih dipakai pesawat lain. Menunggu 20 menit di pesawat baru turun. Kami langsung lari ke bagian transfer, periksa passport, periksa hand carry luggage dan lari lagi ke gate ke Busan yang letaknya di ujung airport. Saat kami sampai di gate, sudah tidak ada lagi penumpang lain. Semua sudah masuk pesawat dan duduk manis. Baiknya mereka tidak ada yang kelihatan jengkel, semua sibuk dengan handphonenya atau tidur. Begitu kami masuk, pintu pesawat ditutup, tapi masih tunggu bagasi kami dimasukkan dan barulah bisa terbang 10 menit terlambat dari jadwal. Phew.

Di airport Busan kami ambil wifi egg yang kami book lewat klook. Berguna juga wifi egg ini, harga sewanya cuma IDR 36,000 sehari bisa untuk 3 gadget. Tapi sayangnya baterenya cuma 8 jam. Padahal kan keluar hotel dari pagi, baru balik bisa lebih dari 8 jam kemudian (malas bawa power bank dan charger….). Paling berguna wifi ini kalau kami cari jalan dengan Naver map (google map-nya Korea).

Kami naik taxi ke hotel, KRW 22,000 termasuk tol. Pilihan lainnya naik metro. Airport bus ke Nampo tidak ada sejak pandemi. Hotelnya YTT Hotel Nampo, harganya IDR 600 ribuan per malam untuk 2 orang. Lumayan kan? Daerah tempat hotel ini dekat ke mana-mana. Stasiun metro terdekat Nampo, tinggal jalan 5 menit. Kalau datang dengan koper keluarnya di exit 7, karena ada eskalator. Begitu keluar dari exit 7, masuk ke jalan Baeksan-gil, di sebelah jalan tersebut ada café Coffee Bean.

Kamar di YTT Hotel, cukup luas. Ada fasilitas mesin kopi gratis di lobby (penting ini!) dan mesin cuci dan dryer gratis di basementnya. Bisa hemat bawa baju.

Salah satu makanan khas Busan dwaeji-gukbab atau sup babi dengan nasi. Kebetulan di dekat hotel ada yang restoran jadul dwaeji-gukbab yang recommended. Tinggal ke parkiran, kemudian belok kanan beberapa langkah.

Restoran Dwaeji-gukbap

Pelengkapnya ada kimchi 2 macam, salad daun bawang (ini enak sekali…tapi mau minta tambah sungkan), udang kecil-kecil difermentasi (saeu-jeot, mirip cincalok), saus sambal gochujang dan tauco. Dwaeji-gukbab ini rasanya mild… harus dibumbui sendiri. Enak dikasih sambal, tauco dan udang yang bikin asin.

Harga dwaeji-gukbab seporsi KRW 10,000 sudah termasuk nasi.

Sesudah makan iseng masuk ke toko dekat hotel. Ini bukan chain store kayak CU atau GS25, tapi toko keluarga gitu. Lumayan komplit juga yang dijual. Malah ada sayur dan buah segala.

Sup instant

Teh

Kopi

Oooo….banyak sekali pilihan mie instant!

Nasi instant

Makgeolli (arak beras), soju dan lain-lainnya 😊

Cemilan cumi

Snack

Keluar dari toko…eh ada tangga ke atas dengan Busan tower di ujungnya.

Ada kucing…

Tangga tersebut berakhir di Yongdusan Park, di bawah Busan tower. Yongdusan Park ini berada di gunung Yongdusan (Yongdu artinya Kepala Naga, San artinya gunung) salah satu dari 3 gunung terkenal di Busan. Karena awal musim semi, sudah banyak bunga….tapi sakura belum banyak yang mekar.

Harga tiket naik Busan Tower KRW 11,000 per orang. Tinggi Busan Tower ini 120 meter dan dibuat murni untuk melihat pemandangan Busan, bukan untuk pemancar TV atau lainnya. Kalau rasanya sayang keluar uang KRW 11,000 untuk melihat pemandangan, ada opsi lain… pergi Lotte Mart cabang Gwangbok, naik ke lantai paling tinggi, bisa lihat Busan dari atas…gratis!! (Kami ke sana beberapa hari kemudian).

Pemandangan dari Busan Tower seperti ini. Lumayan sih, meskipun terhalang kaca.

Turun dari tower mampir dulu ke souvenir shop. Lucu-lucu barangnya, tapi gak beli.

Souvenir

Yang ini café

Menu

Ini tempat foto-foto, ada antrian tapi tidak panjang… 2-3 orang saja

Dari situ jalan ke Fashion Street (Gwangbok-ro), ini versi kecil dari Myeongdong di Seoul.

Gwangbok-ro

Mampir toko topi, rame… semua harganya KRW 10,000, tinggal dipilih. Mungkin sudah mau summer ya, orang banyak beli topi….

Toko topi

Eh, ada resto Indonesia, tapi kami gak ke sana

Dekat toko topi ada ibu-ibu jual cemilan. Saya beli kacang ginkgo yang direbus harganya KRW 4,000. Gak gitu enak sih menurut saya, tapi abis juga

Dari situ tinggal jalan lagi sampai ke BIFF (Busan International Film Festival) Square. Banyak penjual street food dan tukang ramal.

Penjual juice. Strawberry lagi musim, banyak di mana-mana

Penjual odeng, kimbab, toppoki

Penjual ssiat hotteok (pancake isi kacang) yang viral. Tapi antriannya panjaaang. Malas ah. Lagian  kelihatannya berminyak sekali.

Sate ayam

Penjual takoyaki dan sate octopus. Saya beli sate octopusnya, enak pakai saos (KRW 4,000). Di Busan, susah cari tempat sampah. Jadi kalau makan street food, kami makan di dekat kios penjualnya. Kalau selesai makan, sampahnya kami berikan ke penjualnya untuk dibuang.

Di depan tukang octopus, ada pet café di lantai 7. Binatangnya ada kucing, raccoon dan meerkat, tapi gak ke sana. Takut bajunya banyak bulu. Haha

Penjual tanghulu (sate buah dicelup air gula).

Saya beli tanghulu yang anggur (KRW 4,000)

Penjual dalgona. Dalgonanya ada yang dijual dalam kaleng. Lucu, buat oleh-oleh.

Kaos kaki Korea. Lucu-lucu. Harganya dari KRW 2,000 dapat 3 pasang, sampai KRW 2,000 sepasang, tergantung tempat jualnya. Kalau di underground mall lebih mahal.

Kios penjual gorengan, toppoki, odeng dan soondae (sosis darah).

Banyak juga kios tukang ramal. Laku juga…

Di ujung jalan ada restoran gopchang (usus sapi), kayaknya enak, mau mampir tapi masih kenyang makanin cemilan. Kami rencana besoknya mau ke sana, cuma sampai pulang ke Jakarta gak mampir juga. Kayaknya perlu ke Busan lagi.

Restoran gopchang

Menu

Ada satu jalan yang isinya restoran udang dan kepiting.

Daftar harga udang

Akuarium penuh udang dan kepiting

Pulang sempat kesasar meskipun sudah ikut Naver map. Ya gitu deh, selama di Korea tiada hari tanpa kesasar. Tapi sempat lihat tutup gorong-gorong yang cantik….

Tuh….cantik kan tutup gorong-gorongnya?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: