Ini cerita jalan-jalan ke Sydney di bulan Juni 2022, bareng kakak saya dan ponakan saya. Ladies trip lah. 1 minggu liburan dan ramalan cuacanya hujan terus. Jadi gak kaget lagi waktu bangun tidur masih gerimis. Yah…paling tidak hari itu hujannya bukan hujan deras plus angin yang bikin payung kebalik (selama di Sydney payung saya sudah kebalik berkali-kali)
Pagi itu kami mau ke Kiama (bacanya Kayama). Sebelumnya saya pernah ke Kiama sama suami…. tapi waktu sampai sudah sore, toko-tokonya sudah tutup. Kali ini mau ke sana lagi. Kiama ini kota kecil 2.5 jam naik kereta api dari Sydney. Tadinya kami mau naik kereta api….trus teman ponakan saya berbaik hati mau sewa mobil dan setirin ke Kiama, jadi bisa mampir-mampir di jalan. Jadi kan lebih menyenangkan daripada naik kereta api. Makasih ya, Ian…
Cus… kami berangkat. Perhentian pertama Kamay Botany Bay National Park, jaraknya 40 km dari Sydney. Di Kamay (sering juga disebut Botany Bay) Captain James Cook pertama kali mendarat di tahun 1770, tahun ini dianggap sebagai tahun ditemukannya benua Australia (padahal saat itu sudah ada penduduk Aborigin…harusnya mereka yang dianggap penemu Australia 😊). Tapi karena hujan kami gak jalan ke tempat mendaratnya Captain Cook.


Kamay Botany Bay National Park


Banyak sea foam. Sea foam ini bukan dari busa deterjen yang bikin polusi air…. Tapi karena banyaknya ganggang yang membusuk dan menimbulkan busa.
Dari situ lanjut ke Pantai Cronulla, 1 jam di jalan. Waah… di dekat pantai banyak burung kakatua liar…



Burung kakatua
Ini pantainya…. banyak burung camar juga. Karena hujan gerimis on and off gak banyak orang di pantai. Ada satu dua yang bawa anjing jalan-jalan.




Pantai Cronulla
Tadinya mau makan di restoran di tepi pantai yang berpemandangan laut. Tapi mahal….1 porsi main course AUD 40-an. Sayang ah. Jadi kita nyebrang jalan, cari restoran lain. Eh, ada Oporto, restoran ayam Portugis yang saya lihat di mana-mana, tapi belum pernah coba.



Menu

Chicken box meal (AUD 17) – ½ ayam

Chicken box meal (AUD 12) – ¼ ayam
Dua porsi ini cukup untuk berempat, kenyang…

Saat itu karena hujan terus-menerus di Sydney dan sekitarnya, banyak tempat yang kebajiran, termasuk kebun-kebun selada… jadi untuk sementara kalau beli salad seladanya dicampur kol.

Ponakan saya sempat beli açaí bowl juga buat dimakan rame-rame… enak seger. Ini pertama kali saya makan açaí. Ternyata itu semacam blueberry yang dibuat seperti slushie. Kemudian di atasnya bisa diberi macam-macam topping misalnya buah-buahan dan granola. Harganya sih lumayan mahal, 1 bowl bisa AUD 7 – 10.
Trus lanjut ke Kiama… jalannya gak terlalu besar dan sedang ada perbaikan jalan, jadi agak lambat… kira-kira 2.5 jam baru sampai.

Pantai Kiama
Dari situ jalan ke objek wisata utama di Kiama : blowhole, lubang di karang yang memancarkan air laut. Konon ini blowhole terbesar di dunia yang pancaran airnya bisa sampai setinggi 30 meter. Kata Kiama berasal dari kata Aborigin ‘Kiarama’ artinya ‘tempat di mana laut membuat suara’, pantas saja karena tiap kali ada pancaran lain bunyinya ‘wusssh’ gitu….



Blowhole



Mercu suar Kiama. Mercu suar ini sudah tua, dibangun tahun 1887.
Dari situ bisa jalan kaki ke kota Kiama. Kotanya kecil…bisa jalan kaki ke mana-mana.



Kota Kiama
Di kota ini banyak toko-toko cute yang jual pernak pernik



Barang lucu-lucu di toko



Toko gelato. Kalau saja cuaca tidak dingin dan gerimis… pasti coba gelatonya.
Kalau di Australia, harus makan fish and chips kan ya…. dan katanya toko fish and chips Jaws enak. Jadi kami ngemil ikan, kentang goreng dan salad deh. Enak semua


Fish and chips (AUD 14.90)

Salad (AUD 5)
Karena winter, hari cepat gelap dan seperti di Sydney toko-toko di Kiama tutup jam 5 – 6 sore, jadi sudah tidak ada kegiatan lagi. Kotanya jadi sepi. Kami pun pulang… jauh juga perjalanan balik ke Sydney. Dan meskipun sudah makan fish and chips tetap saja lapar begitu sampai Sydney. Malam itu kami mampir ke No 1 Malatang di Sussex Street (Shop G-1/353 Sussex Street). Ini cocok untuk udara dingin! Menurut saya, restoran mala di Sydney enak-enak semua. Selama 1 minggu, saya ke 3 restoran mala sekitaran Mantra hotel. No 1 Malatang ini yang paling enak.



Ini pilihan bahan-bahannya.
Mudah, tinggal ambil bahan yang kita mau, pilih saus dan tingkat kepedasan, bayar (AUD 27 / kg) dan untuk cocolannya bisa meramu sendiri dari berbagai macam saos yang ada. Yang bikin enak kalau kita pilih bahan dengan berbagai tekstur, ada yang empuk (baso-basoan), agak liat (jamur, babat sapi) dan crunchy (umbi teratai, jagung muda…)

Mala Xiang Guo

Malatang

Enaaak!!!