Setelah di Indonesia saja sejak 2019, akhirnya bisa jalan-jalan ke luar negeri lagi! Kali ini pergi ke Sydney!
Australia mulai buka untuk turis sejak pertengahan Februari. Kebetulan kakak dan ponakan saya harus ke Sydney di bulan Juli, jadi saya diajaklah. Mulai siap-siap di bulan April, pesan tiket (yang harganya naik terus. Hiks….) dan urus visa. Saya pengen coba urus visa sendiri, lewat online, tidak lewat VFS, katanya mudah. Menurut link aplikasi visa online itu biasanya visa turis diapprove dalam 2 minggu. Saya pun apply di awal April, biarpun jalan-jalannya baru bulan Juli. Ternyata…. 2 bulan tidak ada kabar sama sekali dan di link ini tidak ada mekanisme bertanya bagaimana nasib aplikasi saya. Akhir bulan Juni setelah 2 bulan menunggu, saya rencana mau apply lagi lewat VFS, gak papa deh keluar uang lagi, masalahnya saya sudah beli tiket untuk ke Sydney. Tapi tiba-tiba di suatu hari Minggu di akhir Juni ada email bahwa visa saya diapprove. Horeee.. Haduh…bikin deg-deg an saja. Kenapa baru 2 bulan visanya keluar? Tapi saya kapok deh apply online….
Sebelum berangkat isi dulu aplikasi namanya DPD (Digital Pasenger Declaration), seperti pedulilindungi. Saya upload juga sertifikat-sertifikat vaksin. Waktu check di bandara Soekarno Hatta in DPD ini diminta diperlihatkan. Eh, ternyata banyak juga yang baru tau di bandara bahwa harus isi aplikasi….
Pesawatnya penuh….seperti sebelum pandemi. Yang beda…pengumuman sebelum pesawat berangkat, sekarang ada tambahan ‘…pada saat tekanan udara di kabin turun, masker oksigen akan keluar secara otomatis. Jangan lupa lepaskan masker wajah anda sebelum memakai masker oksigen’. Haha
Saya tiba jam 6 pagi. Hujan gerimis. Sebelum berangkat saya lihat ramalan cuaca minggu itu. Katanya satu minggu penuh akan hujan terus. Konon jatah hujan satu bulan akan turun di minggu tersebut. Dan waktu mendarat juga banyak berita bahwa banyak banjir sekitar Sydney… Saya masih berharap dalam 1-2 hari cuaca akan cerah. Masak tega benar sih… 1 minggu penuh hujan terus….
Saya menginap di Mantra Hotel Haymarket. Pesan kamar untuk 4 orang karena tadinya sepupu saya mau ikut juga untuk girls’ trip ini….tapi batal, jadi cuma kami bertiga. Harganya waktu itu gak terlalu mahal, sekitar IDR 1.5 juta untuk kamar 4 orang. Lumayan kan? Di kamar ada kitchenette juga (hemat, bisa beli makanan di supermarket dan campur-campur sendiri di kamar), di basement ada mesin cuci dan dryer jadi tidak usah bawa baju banyak-banyak dan lokasinya juga dekat ke mana-mana : ke Chinatown, Paddy’s Market, George Street dll. Urusan makanan mudah karena tempat makan maupun supermarket dekat. Tepat di depan hotel ada light rail line L2 (Randwick Line) dan L3 (Kingsford Line), sedikit jalan ke kanan ada light rail L1 (Dulwich Hill Line).
Waktu book hotel di Agoda, saya tulis note minta early check in. Pengalaman saya, kadang boleh, lebih sering tetap harus menunggu waktu check in resmi. Baiknya Mantra Hotel, waktu saya tiba di hotel jam 8 pagi saya boleh langsung masuk kamar. Aduh, senangnya…

Kamar untuk berempat
Di kamar ada balkon juga. Kadang-kadang kami nongkrong di situ lihat orang-orang jalan kehujanan. Hujannya mulai dari level gerimis sampai level yang bikin payung kebalik.

Pemandangan dari balkon

Mantra Hotel, dari sisi George Street (exitnya ada dua, George Street dan Sussex Street)
Makanan-makanan sekitaran hotel
Pho Gia Hoi
711 George Street, jalan kaki 2 menit dari hotel


Enak pho-nya. Apalagi saat hujan
Market City
2 menit dari hotel ada Paddy’s Market. Tempat beli souvenir-souvenir murah. Di atasnya ada Market City. Ada foodcourt, banyak restoran, supermarket Asia Thai Kee IGA dan factory outlet. Karena sudah kenyang makan pho saya cuma jalan-jalan di sana.

Sandwich di Market City (dari begitu banyak makanan….kenapa saya foto sandwich ya. Dan Ini satu-satunya foto di Market City)
Mango Coco
4 menit dari hotel ada restoran Thailand namanya Mango Coco. Kata teman saya, saya harus ke sini karena dessertnya enak-enak. Bener sih!

Ini durian bingsu. Waktu datang cukup dramatis, pake dry ice segala. Selain dessert saya beli tom yum juga. Enak!
Sepanjang Pitt Street
Naah…..di sepanjang Pitt Street (jalan di seberang hotel) banyak sekali toko-toko Thailand. Jual banyak makanan jadi (yang bisa dipanaskan di microwave di hotel) dan juga cemilan, termasuk mangga Thailand yang kriuk itu.




Jadi berasa di Bangkok….
Supermarket
Kalau mau hemat selama di Sydney, belanja makanan saja di supermarket, misalnya keju, roti, salad atau nasi dengan lauk yang bisa dipanaskan di microwave. Di World Square (4 menit jalan) ada supermarket Coles yang besar. Hampir tiap hari kami ke sana. Kadang beli makanan, kadang cuma lihat-lihat….


Saladnya enak-enak dan cukup mengenyangkan.

Mochi

Macaroon



Toko pie di World Square, sayang perutnya gak muat
Black Star Pastry
11 menit jalan dari hotel ada bakery yang lagi in dengan watermelon cakenya. Banyak food blogger yang membahas betapa enaknya watermelon cake ini. Memang enak sih! Hebat juga yang menemukan resepnya.

Watermelon cake dan dragon fruit cake. Yang ini saya gak beli, dikasih teman lama yang tinggal di Sydney (makasih yaaa)
Westfield
11 menit jalan ada mall Westfield di Pitt Street. Di foodcourtnya banyak pilihan makanan, dari berbagai negara. Tapi kalau jam makan siang di hari kerja, foodcourtnya penuh karyawan yang makan siang. Susah cari tempat duduk.



Beli banh mi, enak. Crispy dan isiannya banyak





Queen Victoria Building (QVB)
Mall megah di Sydney, 12 menit jalan kaki

Itu Ratu Victorianya….lagi duduk di dekat mall
Saya sempat beli salad (Greek Salad) di salah satu toko di QVB. Belinya ukuran small, tapi ternyata porsinya besar…bisa dimakan dua orang. Yang jual gak pelit, containernya diisi salad sampai menggunung, baru ditutup.


Pilihan ukurannya….bisa mix saladnya beberapa jenis
Dan foto penutup…. burung yang ada di World Square, makan sisa-sisa makanan di jalan…
