Peru Trip Part 5 – Aguas Calientes

Hari ini kami akan naik kereta api Inca Rail dari Ollantaytambo ke Aguas Calientes. Rute ke Machu Picchu :

  • Lima – Cusco : Pesawat (sudah)
  • Cusco – Ollantaytambo : Mobil sewaan (sudah)
  • Ollantaytambo – Aguas Calientes : Kereta api
  • Aguas Calientes – Machu Picchu : Bis

Kereta berangkat jam 11.15, jadi banyak waktu pagi ini. Sarapan dulu di hotel (tarif hotel sudah termasuk sarapan). Menunya roti hangat, keju lokal (enak!!) dan semacam sereal yang dihias pakai bunga segala (pantas lama nunggu sarapannya jadi).

Sarapan

Dari depan kamar hotel saya bisa lihat halaman belakang tetangga. Ada pohon pepayanya. Ternyata di Peru pohon pepaya cabangnya bisa banyak, jadi buahnya juga banyak. Kadang di hotel makan paginya ada juice pepaya.

Pohon pepaya tetangga

Sebetulnya dari hotel bisa jalan kaki ke stasiun kereta api, 30 menitan lah. Tapi nanjak jalanannya dan pagi itu dingin sekali (banyak alasan aja. Hahah…). Jadi kamipun menyetop bajaj yang lewat di depan hotel. Bajajnya muat 4 penumpang orang dewasa.

Bajaj

Ini daerah di depan stasiun kereta api. Banyak yang jual poncho dan ransel kain tenunan Peru.

Toko-toko

Kios snack. Sebetulnya saya pengen coba alfajores, snack khas Amerika Selatan sayangnya sarapan pagi itu kenyang sekali.

Anjingnya lucu ya

Pemegang tiket Inca Rail disediakan ruang tunggu khusus. Sambil menunggu boleh minum teh coca sepuasnya (seduh sendiri pakai teabag). Ada juga penjual souvenir dan batu cincin khas Peru. Kalau tidak salah 25 soles (sekitar 100 ribu) dapat 4 buah.

Tempat menunggu untuk penumpang Inca Rail

Teh coca

Penjelasan benefit teh coca, ternyata banyak juga. Kenapa tidak dilegalkan saja di negara-negara lain ya?

Setelah kereta datang, kami diperbolehkan masuk ke stasiun

Inca Rail

Di dalam kereta diberi biskuit untuk cemilan

Pemandangan dari kereta. Bagus ya? Kereta ini atapnya dari kaca, jadi bisa lihat puncak-puncak gunung di luar kereta. Recommended sekali naik Inca Rail ini

Perjalanan memakan waktu 2 jam dari Ollantaytambo ke Aguas Calientes. Aguas Calientes disebut juga Machu Picchu Pueblo (Machu Picchu Town) karena kota ini pintu masuk bila mau ke Machu Picchu. Aguas Calientes sendiri dalam bahasa Spanyol artinya Air Panas, mungkin kalau di Indonesia namanya jadi Cipanas (Siapa tahu Aguas Calientes dan Cipanas bisa jadi sister cities. Heee)

Turun dari kereta, kami harus melewati Mercado Artesanal (pasar yang menjual souvenir dan barang-barang seni) sebelum masuk ke kota. Wah, pasar ini seru sekali. Banyak barang yang bisa dibeli. Kualitasnya bagus dan harganya juga OK. 2 hari di Aguas Calientes kami bolak balik 3 kali ke pasar ini. Saya beli tshirt dan dompet untuk oleh-oleh. Suami saya beli poncho dan chullo (topi khas Peru, yang ada talinya untuk diikat di bawah dagu).

Souvenir

Aguas Calientes kotanya kecil. Kota ini memang untuk turis yang akan ke Machu Picchu. Banyak restoran, café, souvenir shop. Segala macam kehidupan berpusat sekitar rel kereta api. Termasuk hotel kami, tepat di pinggir rel kereta. Sampai malam kami masih dengar kereta api di depan hotel.

Kereta api di depan hotel

Snacks di stasiun kereta api

Siang itu menu makan siang kami cuy (marmut) goreng dan ikan goreng.

Minumnya pisco sour

Untuk dessert makan es krim…. Rasa yang khas Peru : cherimoya (srikaya), lucuma (buah khas Peru) dan maracuya (markisa).

Setelah makan siang kami mengurus tiket bis untuk ke Machu Picchu besok pagi dengan menunjukkan tiket ke Machu Picchu yang sudah dipesan jauh-jauh hari. Setelah itu jalan kaki keliling kota kecil Aguas Calientes

Tempat turis foto-foto

Tempat foto lainnya, kadang harus antri

Gereja Virgen de Carmen (Our Lady of Mount Carmel)

Malamnya hujan deras dan dingin sekali. Kami makan malam di salah satu restoran dan buru-buru kembali ke hotel. Hotel kami tidak ada heaternya. Di Peru ini begitu matahari terbenam, udara jadi dingin sekali….tapi anehnya banyak hotel yang tidak ada heater di kamar.  Malam itu meskipun ada selimut kami tidur pakai jaket, topi beanie, kaos kaki dan yang penting jangan banyak bergerak…begitu bergerak rasanya udara dingin masuk ke dalam selimut. Hahaha…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: