Peru trip di Agustus 2019 ini merupakan perjalanan jauh terakhir sebelum pandemi. Hiks… Trip ini betul-betul berkesan, saya suka dengan orang-orang Peru yang tulus dan ramah, saya suka dengan makanannya yang enak-enak dan alamnya yang cantik. Saat pandemi ini saya suka ingat orang-orang yang saya temui selama di Peru, mereka yang hidupnya sangat bergantung dengan industri pariwisata. Mudah-mudahan semua baik-baik….
Trip kali ini seperti biasa anggota rombongannya 4 orang : saya, suami dan 2 teman lama. Tapi kedua teman itu sudah berangkat duluan, jadi hanya saya dan suami yang berangkat bareng dari Jakarta. Rute yang kami pilih Jakarta – Amsterdam – Lima dengan KLM. Untuk ke Peru tidak perlu visa. Yaaay!!
Sebelum ini saya belum pernah ke Amerika Selatan. Ternyata….perjalanan ke Amerika Selatan itu lama! Total perjalanan termasuk transit di Amsterdam 40 jam. Kami berangkat Kamis malam, sampai di Lima hari Sabtu waktu Indonesia. Dan karena saya berangkat langsung dari kantor ke bandara, jadilah mandi terakhir saya hari Kamis pagi sebelum berangkat ke kantor. Hehehe
Transit di Amsterdam
Transitnya cukup lama, 6 jam ditambah delay 2 jam. Sempat beli cemilan keju dan makan di salah satu resto. Beginilah kalau transitnya lama…jadi sempat foto-foto cemilan

Cemilan isi macam-macam keju (10 pcs) dengan harga 5 euro. Ada keju Cheddar, Edam, Gouda


Welcome to Lima, Peru!


Jorge Chaves Airport
Kami menginap di apartemen di daerah Miraflores. Saking capeknya, begitu masuk apartemen, hanya makan mooncake bekal dari Jakarta dan minum Inca Kola….Coca Cola versi Peru yang manis. Inka Kola ini ternyata dimiliki Coca Cola. Kemudian tiduuur…

Lima
Besoknya, kami bangun pagi. Tidak ada jet lag sama sekali, karena Lima lebih lambat 12 jam daripada Jakarta. Kami berempat langsung keluar apartemen jam 8 untuk cari makan pagi. Kata baru favorit saya di Peru : desayunos…artinya sarapan!!
Saya bayangkan ada macam-macam pilihan sarapan : rumah makan kecil seperti di Bandung atau tukang jual bubur ayam dan nasduk di pinggir jalan. Ternyata di daerah Miraflores ini agak sulit cari sarapan, mungkin karena hotel-hotel di situ menyediakan sarapan. Restoran yang kami lewati belum buka, bila ada yang buka menunya belum lengkap, hanya sandwich. Akhirnya kami menemukan satu resto yang buka.

Menu sarapan. Harga dalam Peruvian Sol (PEN). 1 Sol kita-kira 4000 rupiah

Sup ayam

Menu restoran lain, tapi belum buka karena masih terlalu pagi
Dari situ kami ke taman di daerah Miraflores

Gereja

Tebak….ada berapa kucing di foto ini
Di dekat taman tersebut ada halte bis, kelihatannya bis hop on hop off. Jadi kami beli ticket 4 orang dan langsung naik bis. Ternyata…bukan bis hop on hop off, tapi tour bus. Rutenya ke Plaza Mayor (alun-alun) Lima di mana ada katedral, balai kota dan istana.
Ini pemandangan dari bis :








Ini Huana Pucllana, reruntuhan Inca di tengah kota. Tapi bis tidak berhenti di situ, cuma drivernya saja yang memberitahu nama reruntuhan tersebut.

Orang ini kelihatannya makannya enak sekali. Kalau ini hop on hop off bus, saya pasti langsung turun untuk masuk ke restoran itu….
Dan tibalah bis di Plaza Mayor (juga disebut Plaza de Armas), alun-alun kota Lima :

Palace of the Union

Katedral Lima

Government Palace
Ini foto-foto dari dalam Katedral Lima. Katedral ini besar sekali, banyak kapel-kapel di sisi-sisinya dan ada juga ruang bawah tanah yang merupakan kuburan.








Dan ini souvenir yang dijual di toko di belakang Katedral. Soooo cute :



Patung-patung yang dijual adalah patung mengenai kelahiran Yesus dan perjamuan terakhir.
Setelah tour berakhir, kami pergi ke supermarket untuk lihat-lihat. Seperti ini barang-barang di supermarket di Lima :

Tuna Roja = buah kaktus, kalau dipotong dalamnya merah dan manis (kalau sudah matang). Chirimoya = srikaya. Srikaya di Peru enak sekali, daging buahnya tebal dan manis.

Ini buah kaktus setelah kita potong di apartemen. Lebih manis daripada buah naga merah

Maracuya = markisa, seperti markisa yang sering dibuat sirup


Macam-macam jagung. Jagung yang ungu bisa dibuat minuman chicha morada, rasanya manis. Yang putih rasanya seperti jagung ketan, biasa direbus dan dimakan dengan keju.

Tamales…seperti lontong tapi dari jagung

Macam-macam kentang
Siang itu kami makan siang di Barra Maretazo, restoran ceviche yang enaknya bukan main. Saking enaknya selama 3 hari kami di Lima, kami 3 kali makan di sana. Nanti saya buatkan posting tersendiri mengenai restoran ceviche ini….
Malam harinya kami berencana berangkat naik bis malam ke Nazca untuk melihat Nazca lines. Barang-barang kami tinggal di apartemen sementara kami ke Nazca satu hari. Jarak Lima ke Nazca 400 km dan perlu 7 jam perjalanan naik bis, berangkat jam 10 malam dan sampai jam 5-an.

Ini tukang sate di depan kantor pemberangkatan bis. Tadinya saya mau coba sate Peru, cuma sudah telanjur kenyang.

Ini menu di salah satu restoran di sekitar situ. Lihat, ada menu yang namanya “Indonesia”
Jam 10-an kami boleh naik bis. Bisnya enak… reclining seat dan ada toilet yang bersih. Ada pramugaranya juga yang membagikan minuman hangat dan roti, cuma saya gak berani minum banyak-banyak….ribet kalau harus ke toilet di bis. Sepanjang malam semua penumpang tidur, tidak ada yang berisik. Lampunya juga dimatikan jadi bisa tidur nyenyak…. Dan meluncurlah kami sepanjang Pan American Highway…
(Bersambung ke Part 2)