Tebak-tebakan yang saya berikan ke orang kantor waktu saya pergi ke Peru : Hayoooo ini binatang apa? Dari 3 WAG yang saya kasih pertanyaan cuma 1 yang bisa jawab. Yang lain jawabnya ‘babi kecil’ atau ‘tikus besar’. Jawaban yang benar : marmut (guinea pig)!
Waktu tahu akan ke Peru, saya sudah merencanakan untuk mencoba cuy (baca ‘kui’) atau marmut, binatang yang biasa dijadikan peliharaan tapi di Peru dijadikan makanan. Ada 2 jenis masakan cuy yang umum : cuy panggang (cuy al horno) dan cuy goreng (cuy chactado), saya coba dua-duanya.
Cuy pertama – La Estancia Andina
Cuy pertama kami coba di Plaza de Armas, Cusco. Ini semacam alun-alun kota Cusco. Kami ke sana malam-malam dengan niatan mencari makanan. Tiba-tiba ada orang keluar dari salah satu restoran, dengan buku menu. Waktu kami tanya, ada cuy tidak? Ada katanya, bahkan nanti akan diberi gratis minuman khas Peru dan kita juga akan dapat meja di balkon, jadi bisa makan dengan pemandangan Plaza de Armas. Sip. Kamipun masuk. Restorannya di lantai 2, ada 3 meja lain yang terisi dan ada pemain musik juga.

Sesuai janji kami diberi minuman gratis. Minuman gratisnya chicha morada atau juice jagung ungu. Rasanya manis.

Cuy yang dipesan cuy panggang. Tidak berapa lama cuy-nya datang. Wow….masih kelihatan seperti marmut, lengkap dengan gigi dan cakarnya. Pelengkapnya kentang.
Setelah ambil foto cuy ini dari segala sudut, bingung juga….makannya gimana? Untung owner restauran tersebut datang, katanya cuy-nya akan dibawa ke dapur untuk dipotong-potong. Ok!!

Cuy ini kemudian datang lagi sudah dipotong-potong. Rasanya seperti daging paha ayam tapi lebih padat. Cuma masaknya menurut saya kurang bumbu, jadi agak eneg. Kami saat itu berempat memesan 2 cuy dan tidak habis….padahal kami biasa makan banyak dan pemakan segala…. Harusnya kalau bumbunya lebih berani, pasti enak. Kasih rempah atau bubuk kari gitu…..
Cuy kedua- Kyuychi
Setelah pengalaman makan cuy panggang yang tidak terlalu enak di Cusco, kami tidak kapok. Harusnya ada cuy yang enak. Jadi di Aguas Calientes, kami pesan cuy lagi! Kali ini, cuy goreng dan kita wanti-wanti ke pelayannya ‘Make it very crispy! Extra crispy!’ Dua porsi!


Dan datanglah cuy goreng, ekstra crispy!! Rasanya enaaaak!! Kayak ayam goreng garing! Kulit luarnya crispy, dagingnya masih juicy. Wah, itu salah satu makanan terenak yang kami makan di Peru. Ini mengubah pendapat bahwa cuy tidak enak. Memang makanan harus dicoba minimal 2 kali….sebelum memutuskan tidak suka.
Cuma cuy goreng memang kalau difoto tidak secantik cuy panggang, karena sudah dipotong-potong
Cuy ketiga – La Cusquenita
Cuy ketiga kami makan saat kembali ke Cusco setelah pulang dari mendaki Machu Picchu. Restorannya kami pilih dari hasil googling. Dan setelah merasakan enaknya cuy goreng, kami tidak mau cuy panggang lagi.
Di La Cusquenita ini ada juga buffet makanan Peru, jadi kalau mau coba berbagai makanan Peru bisa ke sini.


Ini menunya kalau mau pesan a la carte. Harga dalam Peruvian Sol (PEN). 1 Sol kira-kira IDR 4,000.
Saya langsung pesan cuy goreng sementara suami saya memutuskan dia mabok cuy dan mau pesan sup ayam saja

Inilah hasilnya : enaaaak, crispy di luar, juicy di dalam.

Sup ayam penampakannya seperti. Dalamnya sudah ada nasi. Ramah di perut.
Cuy keempat – Kusikuy
Cuy keempat kami makan di malam terakhir di Cusco, satu hari setelah makan cuy ketiga. Malam itu perasaan kami agak-agak sedih karena kami tahu tidak akan ke Cusco lagi (jauhnya itu…..). Kami pun memilih makan di Kusikuy yang mendapat banyak rekomendasi di internet sebagai makan malam terakhir di Cusco. Hiks.


Jalan ke Kusikuy lumayan juga, lihat tuh tanjakannya. Kalau kelihatannya tidak seberapa tanjakannya, bayangkan mendaki tangga-tangga itu dengan udara tipis di Cusco dan setelah capek jalan-jalan seharian….Sampai depan restoran, kami langsung megap-megap.
Cuy yang kami pesan cuy goreng lagi. Saking capeknya, saya sampai lupa mengambil foto cuy tersebut.
Cuy di Cathedral Cusco

Ternyata makan cuy ini tradisi yang sudah lama. Di cathedral Cusco bahkan ada lukisan Perjamuan Terakhir Yesus di mana cuy hidangan utamanya. Minuman yang diminum Yesus dan para rasul chicha morada (juice jagung ungu). Lukisan ini dibuat oleh pelukis asli Cusco Marcos Zapata di abad ke delapan belas
Food, not pets


Waktu di Urubamba, dalam perjalanan ke Cusco, kami mampir minum kopi di salah satu kafe kecil. Waktu saya numpang ke toilet di belakang rumah, di halaman belakang ada kandang-kandang berisi cuy. Kebetulan ada anak perempuan pemilik kafe yang usia-nya SMP-an sedang bermain. Dia bisa bahasa Inggris sedikit-sedikit. Saya tanya ‘Are these food or pets?’ ‘Food!’ jawabnya mantap 😊
